Minggu, 06 November 2011

Atasi Bayi Sering Gumoh

Bayi seringkali mengalami gumoh atau muntah yang seringkali membuat orang tua khawatir. Kondisi gumoh atau muntah pada bayi adalah suatu kewajaran dan jarang sampai menandakan masalah serius, oleh karena itu tidak perlu khawatir. Selama bayi Anda tampak nyaman dan tidak mengalami masalah berat badan, hal itu tampaknya tidak menjadi problem serius.
 
Menurut penelitian para ahli, hampir 50 persen bayi pernah mengalami gumoh atau refluks asam (dalam bahasa medis disebut gastroesophageal reflux) dalam tiga bulan pertama setelah kelahiran. Refluks asam adalah kondisi di mana isi cairan dari lambung dimuntahkan/dialirkan kembali (refluxs) ke dalam esofagus.
 
Gumoh pada bayi akan mencapai puncaknya pada usia 4 bulan, dan sebagian besar bayi berhenti hingga sampai usia 12 bulan.  Tetapi bila gumoh terlalu sering dialami oleh bayi, memang harus diwaspadai. Bisa jadi ini adalah gejala gastroesophageal reflux disease (GERD), sehingga perlu mendapatkan penanganan lebih lanjut.
 
Berikut ini penyebab gumoh yang sering terjadi :
  1. Belum sempurnanya sistem fungsi pencernaan pada bayi 
  2. Pemberian ASI dalam jumlah yang terlampau banyak, hingga memenuhi lambung bayi
  3. Kondisi dingin yang dirasakan oleh bayi
  4. Posisi menyusui yang tidak tepat, terutama ketika menyusui sambil tidur, posisi ini sangat rentan terjadi gumoh
  5. Udara yang masuk ke lambung bayi terlampau banyak, hal ini biasanya terjadi karena si kecil terlalu lama menangis, hal ini menyebabkan udara tertelan dan masuk kedalam lambung si kecil dan ketika diberikan asi udara yang ada di lambung akan mendorong asi keluar kembali
Berikut ini adalah beberapa tips untuk mencegah gumoh pada bayi:
  1. Posisi bayi tegak pada saat pemberian makan, setelah itu kondisikan bayi dalam posisi duduk selama kurang lebih 15-30 menit. Hindari bermain aktif dengan bayi selama memberi makan dan jangan mengayun-ayun bayi ketika masih ada makanan di dalam mulutnya. 
  2. Pemberian susu dalam porsi sedikit tapi sering 
  3. Sering bersendawa selama dan setelah menyusui dapat membangun atau membentuk udara di dalam perut bayi. Untuk mengatasinya, posisikan bayi dalam keadaan duduk dengan menopangnya pada salah satu tangan, sementara tangan yang lain menepuk punggung bayi secara pelan. 
  4. Jika Anda menggunakan botol, pastikan lubang pada nipple (dot) botol sudah dalam ukuran yang tepat. Jika terlalu besar, susu akan mengalir terlalu cepat. Sementara jika terlalu kecil, bayi Anda mungkin akan frustrasi. Tepat tidaknya ukuran lubang pada botol susu bayi, bisa terlihat dari tetesan susu ketika botol dibalikan. Jika tetesan susu sedikit, maka ukurannya sudah benar 
  5. Bayi harus menyesuaikan dengan kondisi dingin di lingkungan, tapi ada baiknya jika bayi tidak terpapar terus menerus. Pada kodisi terlampau dingin, para orang tua bisa memberikan panas tambahan seridaknya memberikan sinar lampu neon, jika memiliki budget lebih dapat membeli penghangat ruangan
  6. Sebaiknya si kecil jangan terlalu lama berada diluar kamar dan juga ketika si kecil mulai menangis jangan sampai lama untuk menanganinya atau memberikan asi, karena semakin lama si kecil menangis semakin banyak udara yang masuk dalam lambung si kecil
Sumber tulisan : Dari berbagai sumber 
Sumber foto : Hasil browsing

Tidak ada komentar:

Posting Komentar